Kisah dan Pengalaman Spiritual Pemuda Pemegang Panji Hitam (Pemuda Bani Tamim) dari Nusantara (Timur)
Assalamu’alaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh
Saudaraku Sekalian se-Islam
Lahir dari pasangan
Muhammad Nashir dengan Baiq Mawarni Jafar Wiramaja di hari Senin pada
tanggal 3 September 1984 bertepatan pada tanggal 8 Dzul Hijjah tahun
1404 Jabang Bayi dengan nama Abdul Aziz mulai menatap dunia di hari
pertamanya di kota Mekah sebagai anak yang ke 4 dari 12 bersaudara yang
terdiri dari 7 laki-laki dan 5 perempuan.
Dia tumbuh dan
dibesarkan di Mekah sampai pada usia 19 tahun, dan sebelum itu pada
usianya yang ke 14 bapaknya meninggal dunia di tahun 1998 di kota Mekah,
pada saat itu dia duduk di bangku Tsanawiyah yang sederajat SMP, namun
karena kematian bapaknya dia memutuskan untuk berhrenti dari sekolahnya
kemudian mencari kerja untuk meringankan beban keluarganya.
Hingga pada usianya yang baru genap 18 tahun, pada hari-hari barunya di
usianya yang baru masuk 19 masih di tahun 2002 menjelang masuknya tahun
2003 dan masih pula dia bekerja sebagaimana yang dia lakukan sehari-hari
sepeninggal ayahnya, pada bulan Dzulqoidah dia mendapatkan jatah
pekerjaan sebagai yang mempersiapkan makanan bagi Jama’ah Hajji kala itu
bersama teman-temannya yang lain.
Menjelang berakhirnya bulan
Dzulqo’idah pada suatu malam, masih di tempatnya bekerja yakni di sebuah
hotel dekat dari Masjidil Haram pada malam sabtu sesaat sebelum larut
malam, dia tidur di sebuah kamar hotel yang berada di lantai paling atas
tempat yang dikhususkan untuk para pekerja yang melayani Jama’ah Hajji
Malaysia kala itu, dan dalam tidurnya dia bermimpi, dan apakah yang
ditemuinya dalam mimipinya?: Dia melihat Neraka dan seisinya, dan tiada
lain yang didapatinya dalam neraka kecuali bongkahan bara api dan
manusia yang bergelantungan dengan posisi terbalik seperti kelelawar
yang sedang tidur, mereka berteriak-teriak kesakitan. Bara api dan
manusia memenuhi neraka, dan warna seluruhnya adalah merah bara, dan apa
yang dilihatnya seakan-akan nyata adalah neraka yang sebenarnya.
Di tengah-tengah mimpinya ada Sesuatu Yang Masuk Ke Dalam Dirinya dan
sangat terasa di bagian dadanya, dan dia sangat merasakan sakit yang
amat sangat dan sesuatu yang masuk ke dalam dirinya berkata-kata dalam
hatinya dengan melafazkan kata: “Alqiyamah, Alqiyamah, Alqiyamah”. Saat
yang sangat mengejutkan sampai ia terbangun dari tidurnya Sesuatu Yang
Masuk Ke Dalam Dirinya tidak berhenti berkata-kata dengan lafazh
sebagaimana yang dia dapati dalam mimpi, dan masih terasa sangat sakit.
Karena begitu sakitnya dia pun berteriak sambil berlari dan menuju
Masjidil Haram untuk mencari seseorang (salah satu di antara Ulama)
agar dia dapat menanyakan gerangan apa yang masuk ke dalam dirinya
karena ia menyangka yang memasukinya adalah Jin. Namun kala itu karena
sudah tengah malam (kira-kira di jam 1) tidak satu pun orang yang
didapatinya dalam Masjidil Haram, kemudian dia keluar dan terus berlari
untuk pulang ke rumahnya dengan jarak kira-kira 2000 meter di sebelah
barat Masjidil Haram. Sesampai di rumah dia membangunkan ibunya dan
saudara-saudaranya dan mengumpulkan mereka dalam sebuah ruang, kemudian
dia bercerita prihal dirinya yang dimasuki oleh SESUATU sambil menangis
dengan air mata yang berlimpah, dan lafazh “Alqiyamah” masih terdengar
keras dalam hatinya, dan setiap itu terdengar dalam hatinya sakit yang
dirasakannya semakin terasa bahkan dia tidak mampu menahan teriakan.
Kemudian ibunya bertanya kepadanya: “kenapa kamu nak?, ada apa
denganmu?” dia menjawab “ada Sesuatu Yang Masuk Dalam Dadaku dengan
melafazhkan: Alqiyamah, Alqiyamah”.
Lafazh itu seolah-olah
bernyawa dan sangat terasa “sakit” yang ditimbulkannya, dia terus
menangis dan keluarganya pun menangis melihatnya menangis karena mereka
tidak pernah melihat tangisan seperti tangisannya.
Sesuatu Yang
Melafazhkan al-Qiyamah dalam dadanya terus berkata-kata dengan lafazh
yang sama sampai Subuh pun tiba, di saat adzan subuh di kumandangkan
Sesuatu Yang Melafazhkan al-Qiyamah berhenti berkata-kata namun sakit
yang dirasakannya tidak hilang-hilang.
Walaupun demikian, dia
menyempatkan diri untuk shalat subuh, setelah shalat dia tidur selama
kurang lebih dua jam. Di saat matahari baru saja terbit dia bangun
karena begitu terasa sakit yang dideritanya, dan di saat itu Sesuatu
Yang Memasuki Dirinya yang sebelumnya melafazhkan al-Qiyamah tidak lagi
melafazhkan al-Qiyamah tetapi Dia berkata “Wahai Cucu Yang Membangun
Ka’bah, Pergilah ke Ka’bah Nanti Malam” dan dia pun sangat takut dan
rasa takutnya terus bertambah.
Kemudian Sesuatu Yang Memasuki
Dirinya berkata lagi “Pergilah ke Ka’bah Nanti Malam dan Jangan Takut”
lalu dia bertanya “Siapa Engkau?” tetapi Sesuatu Yang Memasuki Dirinya
tidak menjawab. Sampai malam pun tiba, sesaat setelah shalat ‘Isya dia
berjalan menuju Masjidil Haram sebagaimana yang diperintahkan oleh
Sesuatu Yang Memasuki Dirinya, di tengah-tengah perjalanannya ke
Masjidil Haram dia sering bertanya kepda Sesuatu Yang Memasuku Dirinya
dengan kalimat yang sama “Siapa Engkau?” namun Sesuatu Yang Memasuki
Dirinya tidak menjawab.
Sewaktu dia sampai di Masjidil Haram,
Sesuatu Yang Memasuki Dirinya memerintahkannya duduk di belakang Maqom
Ibrahim di sebelah timur Ka’bah yang sejajar dengan pintunya pada tengah
malam nanti kala itu kira-kira di jam satu. Ketika tiba saatnya, dia
pun menghampiri Maqom Ibrahim dan duduk tepat di belakangnya sebagaimana
diperintahkan, Sesuatu Yang Memasuki Dirinya berkata kepadanya: “Kamu
Adalah Cucu Nabi Ibrahim Yang Membangun Ka’bah, Dia (Ibrahim) Membangun
Ka’bah Ini Untukmu” tetapi dia tidak percaya lalu dia bertanya kembali:
“Siapa Engkau?” namun Sesuatu Yang Memasuki Dirinya tetap tidak
membalas, kemudian dia lanjut bertanya: “Kenapa Engkau Masuk ke Dalam
Diriku? Kenapa Bukan Pada Kakakku Yang Tertua?” Sesuatu Yang Memasuki
Dirinya menjawab: “Karena Kamu Adalah Anak Yang ke Empat” kemudian
Sesuatu Yang Memasuki Dirinya lanjut berkata: “Akan Terjadi Hari Hitam
di Tahun 2004” dan dia tidak percaya lalu dia berkata “Aku Tidak
Percaya” kemudian Sesuatu Yang Memasuki Dirinya memerintahkannya menutup
mata, dia pun menutup mata dengan tangannya” tiba-tiba dilihatnya ada
sesuatu yang terbentang luas menyerupai lautan namun airnya berwarna
hitam dan awan di langit pun hitam dan seluruh permukaan langit tertutup
dengan awan hitam, kemudian terlihat sesuatu yang lain yakni sosok
Makhluk yang sangat besar yang bercahaya, dan cahaya yang dipancarkannya
sangat terang. Sosok makhluk yang dilihatnhya ternyata mempunyai sayap
di sisi kanan dan kiri yang berjejer-jejeran dan sangat banyak sekali.
Sosok makhluk yang dilihatnya turun dengan pelan, kemudian saat
akan menyentuh permukaan laut gerakannya sangat cepat, hingga ketika
sosok makhluk itu sampai pada permukaan laut, dia (sosok makhluk yang
sangat besar) memukul laut itu dengan sekali pukulan maka terjadilah
semburan gelombang yang sangat tinggi, sesaat setelah dia kembali ke
langit dengan gerakan yang sangat cepat, dan di saat terpukulnya lautan
dia (Abdul Aziz) merasakan dorongan yang begitu kencang terjadi dalam
darahnya naik sampai ke kepalanya dan terasa darahnya terkumpul di sana,
kemudian dia membuka mata sambil berteriak tetapi dengan sedikit
menekanya karena jika teriakannya ditumpahkan seluruhnya dari sakit yang
dirasakannya dia khawatir akan ada yang mendengar. Kemudian dia berlari
meniggalkan tempatnya (Belakang Maqom Ibrahim), sewaktu dia baru saja
keluar dari kawasan Masjidil Haram dia diperintahkan oleh Sesuatu Yang
Memasuki Dirinya agar kembali ke tempatnya, dia pun mengikuti perintah
lalu kembali duduk di belakang Maqom Ibrahim, lalu Sesuatu Yang Memasiki
Dirinya berkata lagi kepadanya: “Apakah Sekarang Kamu Percaya?” dia
menjawab: “Ya, Ya, Aku Percaya”. Rasa penasarannya semakin bertambah
gerangan Sesuatu Yang Memasuki Dirinya maka dia pun bertanya lagi dengan
kalimat yang sama seperti sebelumnya: “Siapa Engkau?” namun dia masih
belum dijawab, maka dia pun menanyakan sosok makhluk yang memukul laut:
“Siapakah Yang Memukul Laut Tadi? Aku Hampir Buta Karena Cahayanya,
Serta Sangat Sakit Pula Badanku Ketika Laut Itu Terpukul” Kemudian
Sesuatu Yang Memasuki Dirinya menjawab: “Dia Adalah Malaikat Jibril”
maka dia pun sangat terkejut karena heran dengan apa yang dilihatnya
tanpa hijab dan sangat jelas sosoknya lengkap dengan sayap-sayapnya dan
rasa takutnya pun semakin bertambah, kemudian dia bertanya lagi dengan
nada yang memohon: “Jika Itu Adalah Jibril Maka Siapakah Engkau?” di
sinilah Sesuatu Yang Memasuki Dirinya menjawab: “Akulah Allah Yang Maha
Suci dan Agung, Tuhanmu dan Tuhan Semesta Alam” dia pun terkejut dan tak
mampu berdiri karenanya seperti lilin yang terbakar, dia merasa seluruh
dari dirinya meleleh. Lalu Allah berkata kepadanya: “Sampaikanlah
Berita Ini Kepada Seluruh Manusia dan Sampaikan Pula Bahwa Umat Manusia
Telah Masuk Pada Masa “Asyrathulkubro (Tanda-tanda Besar)” dia (Abdul
Aziz) tetap di tempatnya (Belakang Maqom Ibrahim) sampai subuh tiba.
Setelah itu dia mampu berdiri dan beranjak dari tempatnya ke suatu
tempat, masih dalam kawasan Masjidil Haram untuk melaksanakan shalat
shubuh, lalu dia pulang sambil menagis dan terus menangis. Sesampai di
rumah dia pun tidur, setelah bangun dari tidurnya kembali Allah
menyapanya dan memerintahkannya lagi ke Ka’bah pada malam hari seperti
sebelumnya. Maka malam pun tiba dan dia pergi ke Ka’bah sendirian,
sesampai di Masjidil Haram dia diperintahkan lagi duduk di belakang
Maqom Ibrahim pada waktu yang sama seperti sebelumnya.
Pada
malam itulah dia diajarkan dan diberitahukan arti Ka’bah dan seluruh
yang menyertainya dan rahasia-rahasia lainnya, setelah dia diajarkan dan
diberitahukan arti Ka’bah dan seluruh yang menyertainya serta
rahasia-rahasia lainnya Allah memperlihatkan Planet Api kepadanya yang
mengarah ke bumi seperti ketika dia melihat sosok Jibril dengan wujud
aslinya, lalu dia bertanya: “Wahai Allah Tuhanku, Apakah yang Berenang
di Angkasa yang Mengarah ke Bumi?” tetapi Allah tidak menjawab kecuali
hanya berkata:“Nanti Kamu Akan Tahu” dan Allah berkata lagi kepadanya:
“Kamu adalah al-Mahdi Cucu Ibrahim” .
Lalu dia (Abdul Aziz)
bertanya: “Lantas Siapakah al-Mahdi Cucu Muhammad Shallallohu ‘Alaih
Wasallam?” maka Allah menjawab: “Tak ‘Kan Lama Lagi Dia Akan Datang”
kemudian dia (Abdul Aziz) bertanya lagi: “Siapa Namanya dan Dimana Dia
Sekarang?” Allah tidak menjawabnya kecuali hanya berkata: “Jangan Lihat
Namanya Tapi Lihat Ilmunya dan Nanti Kalau Ada Seseorang Datang dan
Memberitakan Dirinya Sebagai Almahdi Almuntazhar Serta Membawa Kabar
Tentang Yang Kamu Lihat (Planet Api) dan Dia Menafsirkan Planet Api Itu
Dengan Tepat Sebagaimana Yang Terdapat Dalam Alqur’an Maka Itulah Dia”.
Setelah seminggu dari hari pertama dia didatangi oleh Allah, pada
malam sabtu dia tertidur dan setelah bangun dari tidurnya di pagi shubuh
sakit yang dirasakannya hilang, dia pun heran karena selama seminggu
lamanya rasa sakit yang selalu memenuhi badannya tiba-tiba saja di pagi
shubuh itu rasa sakit itu hilang dan tidak terdengar pula ada yang
menyapanya… dia sangat sedih karena merasa begitu kehilangan sebab Allah
tidak memberitahukan kepadanya akan putus pembicaraan antara dia dengan
Allah, dan Allah juga tidak berjanji kepdanya akan kembali lagi
berbicara dengannya..
Berhari-hari lamanya dia merasakan
kesedihan yang teramat dalam dan dia mencari kemana-mana sambil
berkata-kata “Dimana Engkau, Dimana Engkau, Dimana Engkau?, Ambillah Aku
dari Kehidupan Ini, Aku Tidak Mau Hidup di Dunia Karena Aku Sangat
Mencintaimu, Aku Ingin Segera Kembali Kepada-Mu!”
Setelah
beberapa hari dari hari-hari kesedihannya, rasa sedihnya pun reda dan
dia teringat dengan perintah Allah yang memerintahkannya agar
menyampaikan berita “Naiknya Air Laut (Tsunami) dan Umat Manusia Telah
Masuk Pada Masa Asyrathulkubro” dan dia juga mengabarkan kepada
orang-orang di sana bahwa dia adalah al-Mahdi cucu Nabi Ibrahim. Dia
memberitakanya kepada sanak saudaranya lebih dulu tetapi mereka
menyangka dia dirasuki syetan dan mereka berkata: “perkataanmu sangat
berbahaya” dan mereka berupaya untuk menghentikannya agar dia tidak
menyampaikannya kepada orang lain karena mereka khawatir kalau nanti dia
dipulangkan ke Indonesia, mereka juga memanggil seorang Syeikh untuk
me-Ruqyahnya. Dengan lapang dada dia tidak keberatan melihat seorang
Syeikh yang akan meruqyahnya, maka terjadilah pe-Ruqyahan namun Syeikh
itu tidak berkata apa-apa setelah me-Ruqyahnya.
Beberapa hari
setelah itu Abdul Aziz keluar untuk menyampaikan kepada teman-temannya
tetapi mereka mendustakannya bahkan menuduhnya kafir dan sagat banyak
pula mereka yang mengatainya gila. Dengan rasa kecewa dia pun pergi ke
Masjidil Haram, di sana dia mendapati beberapa Polisi yang bertugas, dia
berkata kepada mereka: “Aku adalah al-Mahdi Cucu Nabi Ibrahim yang
Membangun Ka’bah dan Dimulai dari Sekarang Umat Manusia Telah Memasuki
Masa Asyrathulkubro”.
Tidak lama setelah itu keadaan semakin parah:
Abdul Aziz dimasukkan ke dalam penjara dan mereka memaksanya memasuki
rumah sakit jiwa karena dianggap gila dan Kira-kira selama tiga hari di
sana dia dijemput untuk dipulangkan oleh keluarganya.
Sesampai
di rumah setelah beberapa hari dia kembali lagi ke Masjidil Haram dan
mengabarkan prihal dirinya bahwa dia adalah al-Mahdi, lagi-lagi dia pun
dipaksa masuk ke rumah sakit jiwa karena mereka masih menganggapnya
gila, dan pada kali ke tiganya dia tidak dimasukkan ke rumah sakit jiwa
tetapi dia dikirim pulang ke Indonesia. Sesampai di Indonesia di awal
tahun 2003 dia tinggal bersama keluarganya membawa rasa kecewa yang
teramat dalam karena dia begitu prihatin pada nasib umat akhir zaman
yang tidak percaya dan tidak tahu tentang dirinya dan berita yang pernah
disampaikannya sewaktu di Mekah.
Perintah pengabaran menjadi
angan-angannya yang terus terbayang, keadaanya yang begini membuatnya
sempat hilang ingatan dan keluarganya yang ada di Indonesia pun
menganggapnya gila maka dia pun dimasukkan ke rumah sakit jiwa,,,
lagi-lagi di rumah sakit jiwa,,,, namun ternyata ada hikmah yang besar
saat dia hilang ingatan: seakan-akan dia berada pada alam yang tinggi,
dan selama itu dia terbawa perasaan seperti tidur. Dalam keadaanya yang
begitu dia melihat begitu banyak sesuatu yang aneh yang tak pernah dia
lihat sebelumnya.
Setelah kira-kira 13 hari di rumah sakit jiwa
dia sadar dari hilang ingatan, bahkan dia sendiri pun bingung dan
bertanya kepada dirinya sendiri: “Kenapa Aku di Sini?” dua hari setelah
itu dia dijemput oleh keluarga untuk dipulangkan ke rumah, di Lombok
timur.
Setelah itu keadaanya biasa-biasa saja seakan-akan tidak
pernah terjadi hal-hal aneh pada dirinya, namun setelah beberapa bulan
dia kembali mengabarkan kepada keluarganya tentang peristiwa yang akan
terjadi di tahun 2004 yakni: “Naiknya Gelombang Laut yang Menumpahkan
Air ke Daratan (Tsunami)” tetapi tidak ada yang percaya persis seperti
ketika dia di Mekah.
Hingga pada waktu yang telah ditentukan di
akhir tahun 2004 sehari setelah Natal pada tanggal 26 Desember 2004
terjadilah dan benar-benar terjadi peristiwa Tsunami sebagaimana yang
telah dijanjikan kepadanya oleh Allah sebagai bukti kebenaran berita
yang disampaikannya dan juga sebagai bukti bahwa memang benar Allah-lah
yang mengabarinya.
Di hari terjadinya Tsunami besar yang
melanda beberapa Negara, dan Indonesia adalah tangisan yang paling
keras, ada beberapa orang dari keluarganya di kampung halaman tempat
kami tinggal bersamanya datang kepadanya dan menyatakan pengakuan mereka
terhadapnya bahwa dia benar dan telah nyata terjadi sebagaimana yang
disampaikan.
Maka masuklah tahun 2005, di tahun ini al-Mahdi
al-Muntazhar yang disebut sebagai cucu Nabi Muhammad Shallallohu ‘Alaihi
Wasallam yang bernama Nashir Muhammad al-Yamani datang (muncul), persis
seperti yang telah dikabarkan kepadanya. Dari tahun ini dia (Nashir
Muhammad al-Yamani) mulai mengundang para Ulama untuk Hiwar (diskusi dan
debat) lewat Internet sebab dengan cara demikian akan banyak orang yang
dapat tahu dari berbagai belahan dunia dan sesuai dengan perkembangan
zaman yang disertai dengan pertumbuhan tekhnologi yang banyak digemari
oleh penduduk bumi untuk membandingkan siapa yang lebih benar dan untuk
membuktikan bahwa dia adalah al-Mahdi, dan lebih jelasanya lagi agar
kita sama-sama dapat menyadari: sejak kedatangan al-Mahdi hingga
sekarang dibuat suatu masa dalam beberapa tahun sebelum Zhuhurnya
sebagai masa Hiwar (diskusi dan debat) atau lebih layak disebut
masa-masa pengujian (cobaan bagi al-Mahdi).
Dan ketahuilah jika
sudah tiba masa Zhuhurnya al-Mahdi (cucu Ibrahim) dan al-Mahdi (cucu
Muhammad) di depan Ka’bah maka tidak ada lagi Hiwar, dan Ujian bagi
al-Mahdi diangkat, dan yang ada di masa Zhuhurnya al-Mahdi adalah Baiat
Akbar.
Mungkin aneh menurut saudara dan saya pun menganggapnya
begitu karena dari tahun 2005 sampai akan berakhirnya 2011 Abdul Aziz
tidak tahu kedatangan al-Mahdi (Cucu Nabi Muhammad), tetapi memang sudah
diatur demikian oleh Yang Maha Kuasa karena Abdul Aziz sepertinya
disembunyikan dan dia pernah berkata begitu setelah dia menemukan
al-Mahdi (Cucu Nabi Muhammad), dan al-Mahdi (Cucu Nabi Muhammad) pun
pernah mengatakannya juga. Di samping itu juga Abdul Aziz samasekali
tidak tahu dan tidak mengerti tentang internet mungkin karena faktor
hidupnya di dusun yang sebagian besar pengalaman orang-orang dusun hanya
bergelut di sawah walau pun ada beberapa di antara mereka tidak
demikian.
Pada bulan November tahun 2011 di tanggal 28 saya
(Faidul Wizari) sewaktu di perjalanan pulang dari kampus, saya melihat
Abdul Aziz duduk di sebuah tempat di bawah pohon besar dan disampingnya
terdapat beberapa Anak SMA yang dihantarkannya dengan Mobil Open Cup
yang cukup sederhana untuk bermain Futsal yang terletak di kota. Saya
berhenti karena melihatnya, saya pun duduk dan berbincang-bincabng
dengannya karena saya biasa berbincang-bincang denganya, bahkan dia pun
termasuk keluarga saya dan rumah saya cukup dekat dari rumahnya.
Selama kami berbincang dia selalu melihat layar Hp-nya, dengan rasa
penasaran saya bertanya: “Paman, apa yang anda lihat?” dia menjawab:
“saya baru kali ini mencoba memasuki internet, tumben sekali” lalu saya
menawarkan diri saya untuk membantunya masuk lebih jauh, niat kami
sekedar untuk melihat bangunan-bangunan tertinggi di dunia. Setelah
cukup lama kami pun bingung, kemudian dia bertanya: “apa lagi yang mau
kita lihat?” dia lanjut bertanya: “Wizari! Apakah benar kejadian besar
yang akan terjadi di tahun 2012 nanti yang akan menimpa umat manusia,
bahkan saya dengar tak jarang mereka menyebutnya kiamat?” lalu saya
menyarankannya dan saya sendiri yang menulis judul berita yang kami cari
yakni “bencana 2012” setelah kami cukup jauh masuk, di sana disebutkan
ada bangsa Maya, Hopi, Mesir Kuno, Sumeria dll. Mereka telah lebih dulu
membicarakan prihal bencana besar yang akan datang dan diperkuat lagi
dengan bukti yang ditemukan oleh NASA.
Semua bangsa yang saya
sebutkan di atas membahas Planet Api (Nibiru) yang akan menghampiri
bumi. Setelah cukup jauh kami membaca maka terlihat ada sebuah skelumit
pengakuan dari seorang yang mengaku dirinya al-Mahdi al-Muntazhar dengan
nama: Nashir Muhammad al-Yamani dan dia juga membahas Planet Api dengan
sudut pandang al-Qur’an dengan tafsir yang sempurna. Kemudian saya
menatap wajah Abdul Aziz, Saya perhatikan raut mukanya berubah dan
sepertinya dia kaget namun bercampur gembira kemudian kami pulang.
Di saat itu saya masih belum mengerti tentang orang yang mengaku
dirinya sebagai al-Mahdi al-Muntazhar dengan nama Nashir Muhammad
al-Yamani, sehari setelah itu saya datang ke rumah Abdul Aziz dan dia
memberitahukan saya bahwa al-Mahdi telah datang (padahal al-Mahdi
al-Muntazhar telah datang enam tahun sebelum dia benar-benar tahu).
selama kurang-lebih empat hari Abdul Aziz terlihat sangat girang dengan
Internet karena dengan itu dia dapat membaca prihal al-Mahdi Nashir
Muhammad dan berita yang disampaikannya sebagaimana ketika Abdul Aziz
diberitahu tentang al-Mahdi yang kedatangannya membawa kabar tentang
Planet Api (Nibiru/Saqor) dan ilmunya tidak ada yang menandingi, dan
Abdul Aziz juga menemukan ada sebuah pernyataan darinya bahwa yang
mengajarkannya adalah Allah melalui wahyu Tafhim, disamping itu al-Mahdi
juga mengabarkan tentang seorang Hamba yang Tersembunyi (al-’Abdul
Majhul/Shahibuhu Majhuulan/Layazalu Dzalika ‘Abdu Majhulan), dan Abdul
Aziz sangat faham akan hal tersebut karena dia tahu bahwa dialah yang
dimaksud dan dia pula yang dicari.
Tiga hari setelah itu ketika
Abdul Aziz duduk di halaman rumahnya sewaktu saya di sana kira-kira di
jam 12 malam matanya menatap ke segala arah dan setiaptempat yang
dilihatnya tertulis dengan kalimat al-Qur’an, dan hanya dia saja yang
melihatnya. Tiba-tiba sakit sekujur badannya persis seperti sakit yang
dirasakannya sewaktu dia disapa oleh Allah ketika di Mekah, dan dia
faham betul ketika dia merasakan sakit yang dialaminya bahwa itu
pertanda Allah akan berbicara dengannya, maka Allah pun berbicara
dengannya melalui hatinya (bukan suara) dan Abdul Aziz berkata kepada
Allah: “Aku Tidak Menyangka Engkau Menyapaku Lagi dan Berbicara
Denganku” kemudian Allah berkata kepadanya: “Wahai Cucu Yang Membangun
Ka’bah! Beritakan Kepada Keluargamu dan Sampaikan Kabarmu Kepada Nashir
Muhammad Bahwa Kamu Telah Menemukannya dan Kasih Tahu Dia di Mana Kamu
Berada, Ceritakan pula Kisahmu Kepadanya, Serta Kabarkan Kepada Seleruh
Manusia di Bumi Bahwa al-Mahdi Yang Kamu Tunggu Telah Datang dan Planet
Api (Saqor) Itu Telah Sangat Dekat dan Sekarang Dia Telah di Pintu,
Beritakan Pula Kepada Mereka Siapa Dirimu Sebenarnya, Jangan Ada yang
Kamu Tutup-Tutupi, Gemparkan dan Katakan dengan Sebenarnya, Gemparkan
dan Katakan dengan Sebenarnya, dan Kasih Tahu Mereka Siapa Yang
Berbicara Denganmu (Mengabarimu)”, maka di dusun kami gempar berita
tentang dirinya, tentang al-Mahdi Nashir Muhammad dan tentang Planet
Api, dan gempar pula dunia membicarakannya.
Abdul Aziz terus
disapa dan diizinkan berbicara dengan-Nya selama 14 hari dan setiap kali
kami (Saya dan Alqut Bi) bersamanya sewaktu dia disapa dan diajak
berbicara kami selalu merasa merinding bahkan menangis sejadi-jadinya,
entah apa yang akan terjadi? Dan kami sangat terharu karena sangat heran
dengan keluarga kami ternyata salah seorang di antara kami menjadi
pilihan Allah, dan demi Allah Yang Agung tiada dusta padanya.
Setiap kali Abdul Aziz menyampaikan prihal dirinya pada hari-hari
pertama dia mengabarkannya dia selalu bersumpah dengan sumpah yang
besar, dan saya sangat terkejut ketika mendengarnya bersumpah karena
seumur hidup saya, bahkan dalam catatan sejarah anak manusia sekali pun
saya yakin belum ada satu pun yang mengangkat sumpah seberat sumpahnya.
Sebelum saya sampai benar-benar meyakininya saya mengambil
kesimpulan untuk mencari catatan yang ada kaitannya dengan al-Mahdi
(cucu Ibrahim/Abdul Aziz) dan al-Mahdi (Cucu Muhammad/Nashir Muhammad)
ada banyak pernyataan hadits yang sejalan dengan yang pernah
dikabarkannya kepada kami mengenai sebuah akhir, mengenai al-Mahdi
(Nashir Muhammad) serta mengenai dirinya sendiri (al-Mahdi Abdul Aziz),
dan ternyata tidak ada yang bertentangan maka saya pun percaya kepadanya
sepenuh hati………
______ ______
Penting untuk diketahui oleh kita
semua apalagi kita adalah Putera-putera Nusantara khususnya mengenai
Seorang Pemuda Nusantara yang menjadi pilihan Allah sebagai Pemimpin di
bumi…
Apa yang saya kisahkan mengenainya tentang
kelebihan-kelebihannya dan keanehan-keanehan yang terjadi padanya
sewaktu dia diajak berbicara dengan Allah hanya separuh dari sekian
banyak yang pernah terjadi padanya, karena jika saya sebutkan seluruhnya
saya yakin saudara akan sangat terkejut dan terheran-heran.
Jauh lebih dahsyat dari ini yang akan diberikan kepadanya terdapat
keterangannya dari al-Mahdi Nashir Muhammad al-Yamani tentang Hamba yang
Majhul karena dia (Abdul Aziz) juga disebut Hamba yang Majhul
(Tersembunyi). Di sana anda akan temui sambungan kisah ini dan di sana
pula anda akan tahu apa yang akan diberikan kepadanya oleh Allah
Subhanahu Wata’ala.
Pentiiiiiiing:
Yang memperkenalkan
Abdul Aziz Muhammad sebagai al-Mahdi (Cucu Ibrahim) adalah Allah
sendiri, sementara yang memperkenalkan Nashir Muhammad al-Yamani sebagai
al-Mahdi (Cucu Muhammad) adalah Nabi Muhammad Shallallohu ‘Alaihi
Wasallam sendiri, dan Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah Guru mereka.
__________ ___________
Saya mohon tolong perbanyak kiriman saya
dengan salinan kertas dan bagikan ke semua yang saudara kenal.
Saya menulis kisah ini tidak sendirian, saya didampingi oleh orang yang
saya kisahkan yaitu Pemuda Pemegang Panji Hitam (H. Abdul Aziz).
Dan
aku (Faidul Wizari) bersumpah: Demi Allah Yang Agung apa yang aku
tuliskan adalah benar-benar nyata.
Jika catatan kisah yang saya
tuliskan ini belum cukup untuk meyakinkan saudara, Abdul Aziz
menyarankan: jika saudara punya hubungan dengan orang yang tinggal di
Mekah tanyakan kepada mereka jika sewaktu Abdul Aziz di sana mereka juga
di sana dan kepada Polisi yang bertugas di Masjidil Haram apakah benar
Abdul Aziz pernah menyampaikan berita tentang Tsunami sebelum
terjadinya, masuknya masa Tanda-tanda Besar dan tentang dirinya sebagai
al-Mahdi.
_______ _________
Sekarang telah sangat nyata dan saya
dengan sangat terbuka mengisahkan tentangnya maka apakah lagi yang kita
tunggu???????????????
EmoticonEmoticon