Kisah dan Pengalaman Spiritual Pemuda Pemegang Panji Hitam (Pemuda Bani Tamim) dari Nusantara (Timur)

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Saudaraku Sekalian se-Islam

Lahir dari pasangan Muhammad Nashir dengan Baiq Mawarni Jafar Wiramaja di hari Senin pada tanggal 3 September 1984 bertepatan pada tanggal 8 Dzul Hijjah tahun 1404 Jabang Bayi dengan nama Abdul Aziz mulai menatap dunia di hari pertamanya di kota Mekah sebagai anak yang ke 4 dari 12 bersaudara yang terdiri dari 7 laki-laki dan 5 perempuan.

Dia tumbuh dan dibesarkan di Mekah sampai pada usia 19 tahun, dan sebelum itu pada usianya yang ke 14 bapaknya meninggal dunia di tahun 1998 di kota Mekah, pada saat itu dia duduk di bangku Tsanawiyah yang sederajat SMP, namun karena kematian bapaknya dia memutuskan untuk berhrenti dari sekolahnya kemudian mencari kerja untuk meringankan beban keluarganya.

Hingga pada usianya yang baru genap 18 tahun, pada hari-hari barunya di usianya yang baru masuk 19 masih di tahun 2002 menjelang masuknya tahun 2003 dan masih pula dia bekerja sebagaimana yang dia lakukan sehari-hari sepeninggal ayahnya, pada bulan Dzulqoidah dia mendapatkan jatah pekerjaan sebagai yang mempersiapkan makanan bagi Jama’ah Hajji kala itu bersama teman-temannya yang lain.

Menjelang berakhirnya bulan Dzulqo’idah pada suatu malam, masih di tempatnya bekerja yakni di sebuah hotel dekat dari Masjidil Haram pada malam sabtu sesaat sebelum larut malam, dia tidur di sebuah kamar hotel yang berada di lantai paling atas tempat yang dikhususkan untuk para pekerja yang melayani Jama’ah Hajji Malaysia kala itu, dan dalam tidurnya dia bermimpi, dan apakah yang ditemuinya dalam mimipinya?: Dia melihat Neraka dan seisinya, dan tiada lain yang didapatinya dalam neraka kecuali bongkahan bara api dan manusia yang bergelantungan dengan posisi terbalik seperti kelelawar yang sedang tidur, mereka berteriak-teriak kesakitan. Bara api dan manusia memenuhi neraka, dan warna seluruhnya adalah merah bara, dan apa yang dilihatnya seakan-akan nyata adalah neraka yang sebenarnya.

Di tengah-tengah mimpinya ada Sesuatu Yang Masuk Ke Dalam Dirinya dan sangat terasa di bagian dadanya, dan dia sangat merasakan sakit yang amat sangat dan sesuatu yang masuk ke dalam dirinya berkata-kata dalam hatinya dengan melafazkan kata: “Alqiyamah, Alqiyamah, Alqiyamah”. Saat yang sangat mengejutkan sampai ia terbangun dari tidurnya Sesuatu Yang Masuk Ke Dalam Dirinya tidak berhenti berkata-kata dengan lafazh sebagaimana yang dia dapati dalam mimpi, dan masih terasa sangat sakit.

Karena begitu sakitnya dia pun berteriak sambil berlari dan menuju Masjidil Haram untuk mencari seseorang (salah satu di antara Ulama) agar dia dapat menanyakan gerangan apa yang masuk ke dalam dirinya karena ia menyangka yang memasukinya adalah Jin. Namun kala itu karena sudah tengah malam (kira-kira di jam 1) tidak satu pun orang yang didapatinya dalam Masjidil Haram, kemudian dia keluar dan terus berlari untuk pulang ke rumahnya dengan jarak kira-kira 2000 meter di sebelah barat Masjidil Haram. Sesampai di rumah dia membangunkan ibunya dan saudara-saudaranya dan mengumpulkan mereka dalam sebuah ruang, kemudian dia bercerita prihal dirinya yang dimasuki oleh SESUATU sambil menangis dengan air mata yang berlimpah, dan lafazh “Alqiyamah” masih terdengar keras dalam hatinya, dan setiap itu terdengar dalam hatinya sakit yang dirasakannya semakin terasa bahkan dia tidak mampu menahan teriakan. Kemudian ibunya bertanya kepadanya: “kenapa kamu nak?, ada apa denganmu?” dia menjawab “ada Sesuatu Yang Masuk Dalam Dadaku dengan melafazhkan: Alqiyamah, Alqiyamah”.

Lafazh itu seolah-olah bernyawa dan sangat terasa “sakit” yang ditimbulkannya, dia terus menangis dan keluarganya pun menangis melihatnya menangis karena mereka tidak pernah melihat tangisan seperti tangisannya.

Sesuatu Yang Melafazhkan al-Qiyamah dalam dadanya terus berkata-kata dengan lafazh yang sama sampai Subuh pun tiba, di saat adzan subuh di kumandangkan Sesuatu Yang Melafazhkan al-Qiyamah berhenti berkata-kata namun sakit yang dirasakannya tidak hilang-hilang.

Walaupun demikian, dia menyempatkan diri untuk shalat subuh, setelah shalat dia tidur selama kurang lebih dua jam. Di saat matahari baru saja terbit dia bangun karena begitu terasa sakit yang dideritanya, dan di saat itu Sesuatu Yang Memasuki Dirinya yang sebelumnya melafazhkan al-Qiyamah tidak lagi melafazhkan al-Qiyamah tetapi Dia berkata “Wahai Cucu Yang Membangun Ka’bah, Pergilah ke Ka’bah Nanti Malam” dan dia pun sangat takut dan rasa takutnya terus bertambah.

Kemudian Sesuatu Yang Memasuki Dirinya berkata lagi “Pergilah ke Ka’bah Nanti Malam dan Jangan Takut” lalu dia bertanya “Siapa Engkau?” tetapi Sesuatu Yang Memasuki Dirinya tidak menjawab. Sampai malam pun tiba, sesaat setelah shalat ‘Isya dia berjalan menuju Masjidil Haram sebagaimana yang diperintahkan oleh Sesuatu Yang Memasuki Dirinya, di tengah-tengah perjalanannya ke Masjidil Haram dia sering bertanya kepda Sesuatu Yang Memasuku Dirinya dengan kalimat yang sama “Siapa Engkau?” namun Sesuatu Yang Memasuki Dirinya tidak menjawab.

Sewaktu dia sampai di Masjidil Haram, Sesuatu Yang Memasuki Dirinya memerintahkannya duduk di belakang Maqom Ibrahim di sebelah timur Ka’bah yang sejajar dengan pintunya pada tengah malam nanti kala itu kira-kira di jam satu. Ketika tiba saatnya, dia pun menghampiri Maqom Ibrahim dan duduk tepat di belakangnya sebagaimana diperintahkan, Sesuatu Yang Memasuki Dirinya berkata kepadanya: “Kamu Adalah Cucu Nabi Ibrahim Yang Membangun Ka’bah, Dia (Ibrahim) Membangun Ka’bah Ini Untukmu” tetapi dia tidak percaya lalu dia bertanya kembali: “Siapa Engkau?” namun Sesuatu Yang Memasuki Dirinya tetap tidak membalas, kemudian dia lanjut bertanya: “Kenapa Engkau Masuk ke Dalam Diriku? Kenapa Bukan Pada Kakakku Yang Tertua?” Sesuatu Yang Memasuki Dirinya menjawab: “Karena Kamu Adalah Anak Yang ke Empat” kemudian Sesuatu Yang Memasuki Dirinya lanjut berkata: “Akan Terjadi Hari Hitam di Tahun 2004” dan dia tidak percaya lalu dia berkata “Aku Tidak Percaya” kemudian Sesuatu Yang Memasuki Dirinya memerintahkannya menutup mata, dia pun menutup mata dengan tangannya” tiba-tiba dilihatnya ada sesuatu yang terbentang luas menyerupai lautan namun airnya berwarna hitam dan awan di langit pun hitam dan seluruh permukaan langit tertutup dengan awan hitam, kemudian terlihat sesuatu yang lain yakni sosok Makhluk yang sangat besar yang bercahaya, dan cahaya yang dipancarkannya sangat terang. Sosok makhluk yang dilihatnhya ternyata mempunyai sayap di sisi kanan dan kiri yang berjejer-jejeran dan sangat banyak sekali.

Sosok makhluk yang dilihatnya turun dengan pelan, kemudian saat akan menyentuh permukaan laut gerakannya sangat cepat, hingga ketika sosok makhluk itu sampai pada permukaan laut, dia (sosok makhluk yang sangat besar) memukul laut itu dengan sekali pukulan maka terjadilah semburan gelombang yang sangat tinggi, sesaat setelah dia kembali ke langit dengan gerakan yang sangat cepat, dan di saat terpukulnya lautan dia (Abdul Aziz) merasakan dorongan yang begitu kencang terjadi dalam darahnya naik sampai ke kepalanya dan terasa darahnya terkumpul di sana, kemudian dia membuka mata sambil berteriak tetapi dengan sedikit menekanya karena jika teriakannya ditumpahkan seluruhnya dari sakit yang dirasakannya dia khawatir akan ada yang mendengar. Kemudian dia berlari meniggalkan tempatnya (Belakang Maqom Ibrahim), sewaktu dia baru saja keluar dari kawasan Masjidil Haram dia diperintahkan oleh Sesuatu Yang Memasuki Dirinya agar kembali ke tempatnya, dia pun mengikuti perintah lalu kembali duduk di belakang Maqom Ibrahim, lalu Sesuatu Yang Memasiki Dirinya berkata lagi kepadanya: “Apakah Sekarang Kamu Percaya?” dia menjawab: “Ya, Ya, Aku Percaya”. Rasa penasarannya semakin bertambah gerangan Sesuatu Yang Memasuki Dirinya maka dia pun bertanya lagi dengan kalimat yang sama seperti sebelumnya: “Siapa Engkau?” namun dia masih belum dijawab, maka dia pun menanyakan sosok makhluk yang memukul laut: “Siapakah Yang Memukul Laut Tadi? Aku Hampir Buta Karena Cahayanya, Serta Sangat Sakit Pula Badanku Ketika Laut Itu Terpukul” Kemudian Sesuatu Yang Memasuki Dirinya menjawab: “Dia Adalah Malaikat Jibril” maka dia pun sangat terkejut karena heran dengan apa yang dilihatnya tanpa hijab dan sangat jelas sosoknya lengkap dengan sayap-sayapnya dan rasa takutnya pun semakin bertambah, kemudian dia bertanya lagi dengan nada yang memohon: “Jika Itu Adalah Jibril Maka Siapakah Engkau?” di sinilah Sesuatu Yang Memasuki Dirinya menjawab: “Akulah Allah Yang Maha Suci dan Agung, Tuhanmu dan Tuhan Semesta Alam” dia pun terkejut dan tak mampu berdiri karenanya seperti lilin yang terbakar, dia merasa seluruh dari dirinya meleleh. Lalu Allah berkata kepadanya: “Sampaikanlah Berita Ini Kepada Seluruh Manusia dan Sampaikan Pula Bahwa Umat Manusia Telah Masuk Pada Masa “Asyrathulkubro (Tanda-tanda Besar)” dia (Abdul Aziz) tetap di tempatnya (Belakang Maqom Ibrahim) sampai subuh tiba.

Setelah itu dia mampu berdiri dan beranjak dari tempatnya ke suatu tempat, masih dalam kawasan Masjidil Haram untuk melaksanakan shalat shubuh, lalu dia pulang sambil menagis dan terus menangis. Sesampai di rumah dia pun tidur, setelah bangun dari tidurnya kembali Allah menyapanya dan memerintahkannya lagi ke Ka’bah pada malam hari seperti sebelumnya. Maka malam pun tiba dan dia pergi ke Ka’bah sendirian, sesampai di Masjidil Haram dia diperintahkan lagi duduk di belakang Maqom Ibrahim pada waktu yang sama seperti sebelumnya.

Pada malam itulah dia diajarkan dan diberitahukan arti Ka’bah dan seluruh yang menyertainya dan rahasia-rahasia lainnya, setelah dia diajarkan dan diberitahukan arti Ka’bah dan seluruh yang menyertainya serta rahasia-rahasia lainnya Allah memperlihatkan Planet Api kepadanya yang mengarah ke bumi seperti ketika dia melihat sosok Jibril dengan wujud aslinya, lalu dia bertanya: “Wahai Allah Tuhanku, Apakah yang Berenang di Angkasa yang Mengarah ke Bumi?” tetapi Allah tidak menjawab kecuali hanya berkata:“Nanti Kamu Akan Tahu” dan Allah berkata lagi kepadanya: “Kamu adalah al-Mahdi Cucu Ibrahim” .

Lalu dia (Abdul Aziz) bertanya: “Lantas Siapakah al-Mahdi Cucu Muhammad Shallallohu ‘Alaih Wasallam?” maka Allah menjawab: “Tak ‘Kan Lama Lagi Dia Akan Datang” kemudian dia (Abdul Aziz) bertanya lagi: “Siapa Namanya dan Dimana Dia Sekarang?” Allah tidak menjawabnya kecuali hanya berkata: “Jangan Lihat Namanya Tapi Lihat Ilmunya dan Nanti Kalau Ada Seseorang Datang dan Memberitakan Dirinya Sebagai Almahdi Almuntazhar Serta Membawa Kabar Tentang Yang Kamu Lihat (Planet Api) dan Dia Menafsirkan Planet Api Itu Dengan Tepat Sebagaimana Yang Terdapat Dalam Alqur’an Maka Itulah Dia”.

Setelah seminggu dari hari pertama dia didatangi oleh Allah, pada malam sabtu dia tertidur dan setelah bangun dari tidurnya di pagi shubuh sakit yang dirasakannya hilang, dia pun heran karena selama seminggu lamanya rasa sakit yang selalu memenuhi badannya tiba-tiba saja di pagi shubuh itu rasa sakit itu hilang dan tidak terdengar pula ada yang menyapanya… dia sangat sedih karena merasa begitu kehilangan sebab Allah tidak memberitahukan kepadanya akan putus pembicaraan antara dia dengan Allah, dan Allah juga tidak berjanji kepdanya akan kembali lagi berbicara dengannya..

Berhari-hari lamanya dia merasakan kesedihan yang teramat dalam dan dia mencari kemana-mana sambil berkata-kata “Dimana Engkau, Dimana Engkau, Dimana Engkau?, Ambillah Aku dari Kehidupan Ini, Aku Tidak Mau Hidup di Dunia Karena Aku Sangat Mencintaimu, Aku Ingin Segera Kembali Kepada-Mu!”

Setelah beberapa hari dari hari-hari kesedihannya, rasa sedihnya pun reda dan dia teringat dengan perintah Allah yang memerintahkannya agar menyampaikan berita “Naiknya Air Laut (Tsunami) dan Umat Manusia Telah Masuk Pada Masa Asyrathulkubro” dan dia juga mengabarkan kepada orang-orang di sana bahwa dia adalah al-Mahdi cucu Nabi Ibrahim. Dia memberitakanya kepada sanak saudaranya lebih dulu tetapi mereka menyangka dia dirasuki syetan dan mereka berkata: “perkataanmu sangat berbahaya” dan mereka berupaya untuk menghentikannya agar dia tidak menyampaikannya kepada orang lain karena mereka khawatir kalau nanti dia dipulangkan ke Indonesia, mereka juga memanggil seorang Syeikh untuk me-Ruqyahnya. Dengan lapang dada dia tidak keberatan melihat seorang Syeikh yang akan meruqyahnya, maka terjadilah pe-Ruqyahan namun Syeikh itu tidak berkata apa-apa setelah me-Ruqyahnya.

Beberapa hari setelah itu Abdul Aziz keluar untuk menyampaikan kepada teman-temannya tetapi mereka mendustakannya bahkan menuduhnya kafir dan sagat banyak pula mereka yang mengatainya gila. Dengan rasa kecewa dia pun pergi ke Masjidil Haram, di sana dia mendapati beberapa Polisi yang bertugas, dia berkata kepada mereka: “Aku adalah al-Mahdi Cucu Nabi Ibrahim yang Membangun Ka’bah dan Dimulai dari Sekarang Umat Manusia Telah Memasuki Masa Asyrathulkubro”.
Tidak lama setelah itu keadaan semakin parah: Abdul Aziz dimasukkan ke dalam penjara dan mereka memaksanya memasuki rumah sakit jiwa karena dianggap gila dan Kira-kira selama tiga hari di sana dia dijemput untuk dipulangkan oleh keluarganya.

Sesampai di rumah setelah beberapa hari dia kembali lagi ke Masjidil Haram dan mengabarkan prihal dirinya bahwa dia adalah al-Mahdi, lagi-lagi dia pun dipaksa masuk ke rumah sakit jiwa karena mereka masih menganggapnya gila, dan pada kali ke tiganya dia tidak dimasukkan ke rumah sakit jiwa tetapi dia dikirim pulang ke Indonesia. Sesampai di Indonesia di awal tahun 2003 dia tinggal bersama keluarganya membawa rasa kecewa yang teramat dalam karena dia begitu prihatin pada nasib umat akhir zaman yang tidak percaya dan tidak tahu tentang dirinya dan berita yang pernah disampaikannya sewaktu di Mekah.

Perintah pengabaran menjadi angan-angannya yang terus terbayang, keadaanya yang begini membuatnya sempat hilang ingatan dan keluarganya yang ada di Indonesia pun menganggapnya gila maka dia pun dimasukkan ke rumah sakit jiwa,,, lagi-lagi di rumah sakit jiwa,,,, namun ternyata ada hikmah yang besar saat dia hilang ingatan: seakan-akan dia berada pada alam yang tinggi, dan selama itu dia terbawa perasaan seperti tidur. Dalam keadaanya yang begitu dia melihat begitu banyak sesuatu yang aneh yang tak pernah dia lihat sebelumnya.

Setelah kira-kira 13 hari di rumah sakit jiwa dia sadar dari hilang ingatan, bahkan dia sendiri pun bingung dan bertanya kepada dirinya sendiri: “Kenapa Aku di Sini?” dua hari setelah itu dia dijemput oleh keluarga untuk dipulangkan ke rumah, di Lombok timur.

Setelah itu keadaanya biasa-biasa saja seakan-akan tidak pernah terjadi hal-hal aneh pada dirinya, namun setelah beberapa bulan dia kembali mengabarkan kepada keluarganya tentang peristiwa yang akan terjadi di tahun 2004 yakni: “Naiknya Gelombang Laut yang Menumpahkan Air ke Daratan (Tsunami)” tetapi tidak ada yang percaya persis seperti ketika dia di Mekah.

Hingga pada waktu yang telah ditentukan di akhir tahun 2004 sehari setelah Natal pada tanggal 26 Desember 2004 terjadilah dan benar-benar terjadi peristiwa Tsunami sebagaimana yang telah dijanjikan kepadanya oleh Allah sebagai bukti kebenaran berita yang disampaikannya dan juga sebagai bukti bahwa memang benar Allah-lah yang mengabarinya.

Di hari terjadinya Tsunami besar yang melanda beberapa Negara, dan Indonesia adalah tangisan yang paling keras, ada beberapa orang dari keluarganya di kampung halaman tempat kami tinggal bersamanya datang kepadanya dan menyatakan pengakuan mereka terhadapnya bahwa dia benar dan telah nyata terjadi sebagaimana yang disampaikan.

Maka masuklah tahun 2005, di tahun ini al-Mahdi al-Muntazhar yang disebut sebagai cucu Nabi Muhammad Shallallohu ‘Alaihi Wasallam yang bernama Nashir Muhammad al-Yamani datang (muncul), persis seperti yang telah dikabarkan kepadanya. Dari tahun ini dia (Nashir Muhammad al-Yamani) mulai mengundang para Ulama untuk Hiwar (diskusi dan debat) lewat Internet sebab dengan cara demikian akan banyak orang yang dapat tahu dari berbagai belahan dunia dan sesuai dengan perkembangan zaman yang disertai dengan pertumbuhan tekhnologi yang banyak digemari oleh penduduk bumi untuk membandingkan siapa yang lebih benar dan untuk membuktikan bahwa dia adalah al-Mahdi, dan lebih jelasanya lagi agar kita sama-sama dapat menyadari: sejak kedatangan al-Mahdi hingga sekarang dibuat suatu masa dalam beberapa tahun sebelum Zhuhurnya sebagai masa Hiwar (diskusi dan debat) atau lebih layak disebut masa-masa pengujian (cobaan bagi al-Mahdi).

Dan ketahuilah jika sudah tiba masa Zhuhurnya al-Mahdi (cucu Ibrahim) dan al-Mahdi (cucu Muhammad) di depan Ka’bah maka tidak ada lagi Hiwar, dan Ujian bagi al-Mahdi diangkat, dan yang ada di masa Zhuhurnya al-Mahdi adalah Baiat Akbar.

Mungkin aneh menurut saudara dan saya pun menganggapnya begitu karena dari tahun 2005 sampai akan berakhirnya 2011 Abdul Aziz tidak tahu kedatangan al-Mahdi (Cucu Nabi Muhammad), tetapi memang sudah diatur demikian oleh Yang Maha Kuasa karena Abdul Aziz sepertinya disembunyikan dan dia pernah berkata begitu setelah dia menemukan al-Mahdi (Cucu Nabi Muhammad), dan al-Mahdi (Cucu Nabi Muhammad) pun pernah mengatakannya juga. Di samping itu juga Abdul Aziz samasekali tidak tahu dan tidak mengerti tentang internet mungkin karena faktor hidupnya di dusun yang sebagian besar pengalaman orang-orang dusun hanya bergelut di sawah walau pun ada beberapa di antara mereka tidak demikian.

Pada bulan November tahun 2011 di tanggal 28 saya (Faidul Wizari) sewaktu di perjalanan pulang dari kampus, saya melihat Abdul Aziz duduk di sebuah tempat di bawah pohon besar dan disampingnya terdapat beberapa Anak SMA yang dihantarkannya dengan Mobil Open Cup yang cukup sederhana untuk bermain Futsal yang terletak di kota. Saya berhenti karena melihatnya, saya pun duduk dan berbincang-bincabng dengannya karena saya biasa berbincang-bincang denganya, bahkan dia pun termasuk keluarga saya dan rumah saya cukup dekat dari rumahnya.

Selama kami berbincang dia selalu melihat layar Hp-nya, dengan rasa penasaran saya bertanya: “Paman, apa yang anda lihat?” dia menjawab: “saya baru kali ini mencoba memasuki internet, tumben sekali” lalu saya menawarkan diri saya untuk membantunya masuk lebih jauh, niat kami sekedar untuk melihat bangunan-bangunan tertinggi di dunia. Setelah cukup lama kami pun bingung, kemudian dia bertanya: “apa lagi yang mau kita lihat?” dia lanjut bertanya: “Wizari! Apakah benar kejadian besar yang akan terjadi di tahun 2012 nanti yang akan menimpa umat manusia, bahkan saya dengar tak jarang mereka menyebutnya kiamat?” lalu saya menyarankannya dan saya sendiri yang menulis judul berita yang kami cari yakni “bencana 2012” setelah kami cukup jauh masuk, di sana disebutkan ada bangsa Maya, Hopi, Mesir Kuno, Sumeria dll. Mereka telah lebih dulu membicarakan prihal bencana besar yang akan datang dan diperkuat lagi dengan bukti yang ditemukan oleh NASA.

Semua bangsa yang saya sebutkan di atas membahas Planet Api (Nibiru) yang akan menghampiri bumi. Setelah cukup jauh kami membaca maka terlihat ada sebuah skelumit pengakuan dari seorang yang mengaku dirinya al-Mahdi al-Muntazhar dengan nama: Nashir Muhammad al-Yamani dan dia juga membahas Planet Api dengan sudut pandang al-Qur’an dengan tafsir yang sempurna. Kemudian saya menatap wajah Abdul Aziz, Saya perhatikan raut mukanya berubah dan sepertinya dia kaget namun bercampur gembira kemudian kami pulang.

Di saat itu saya masih belum mengerti tentang orang yang mengaku dirinya sebagai al-Mahdi al-Muntazhar dengan nama Nashir Muhammad al-Yamani, sehari setelah itu saya datang ke rumah Abdul Aziz dan dia memberitahukan saya bahwa al-Mahdi telah datang (padahal al-Mahdi al-Muntazhar telah datang enam tahun sebelum dia benar-benar tahu). selama kurang-lebih empat hari Abdul Aziz terlihat sangat girang dengan Internet karena dengan itu dia dapat membaca prihal al-Mahdi Nashir Muhammad dan berita yang disampaikannya sebagaimana ketika Abdul Aziz diberitahu tentang al-Mahdi yang kedatangannya membawa kabar tentang Planet Api (Nibiru/Saqor) dan ilmunya tidak ada yang menandingi, dan Abdul Aziz juga menemukan ada sebuah pernyataan darinya bahwa yang mengajarkannya adalah Allah melalui wahyu Tafhim, disamping itu al-Mahdi juga mengabarkan tentang seorang Hamba yang Tersembunyi (al-’Abdul Majhul/Shahibuhu Majhuulan/Layazalu Dzalika ‘Abdu Majhulan), dan Abdul Aziz sangat faham akan hal tersebut karena dia tahu bahwa dialah yang dimaksud dan dia pula yang dicari.

Tiga hari setelah itu ketika Abdul Aziz duduk di halaman rumahnya sewaktu saya di sana kira-kira di jam 12 malam matanya menatap ke segala arah dan setiaptempat yang dilihatnya tertulis dengan kalimat al-Qur’an, dan hanya dia saja yang melihatnya. Tiba-tiba sakit sekujur badannya persis seperti sakit yang dirasakannya sewaktu dia disapa oleh Allah ketika di Mekah, dan dia faham betul ketika dia merasakan sakit yang dialaminya bahwa itu pertanda Allah akan berbicara dengannya, maka Allah pun berbicara dengannya melalui hatinya (bukan suara) dan Abdul Aziz berkata kepada Allah: “Aku Tidak Menyangka Engkau Menyapaku Lagi dan Berbicara Denganku” kemudian Allah berkata kepadanya: “Wahai Cucu Yang Membangun Ka’bah! Beritakan Kepada Keluargamu dan Sampaikan Kabarmu Kepada Nashir Muhammad Bahwa Kamu Telah Menemukannya dan Kasih Tahu Dia di Mana Kamu Berada, Ceritakan pula Kisahmu Kepadanya, Serta Kabarkan Kepada Seleruh Manusia di Bumi Bahwa al-Mahdi Yang Kamu Tunggu Telah Datang dan Planet Api (Saqor) Itu Telah Sangat Dekat dan Sekarang Dia Telah di Pintu, Beritakan Pula Kepada Mereka Siapa Dirimu Sebenarnya, Jangan Ada yang Kamu Tutup-Tutupi, Gemparkan dan Katakan dengan Sebenarnya, Gemparkan dan Katakan dengan Sebenarnya, dan Kasih Tahu Mereka Siapa Yang Berbicara Denganmu (Mengabarimu)”, maka di dusun kami gempar berita tentang dirinya, tentang al-Mahdi Nashir Muhammad dan tentang Planet Api, dan gempar pula dunia membicarakannya.

Abdul Aziz terus disapa dan diizinkan berbicara dengan-Nya selama 14 hari dan setiap kali kami (Saya dan Alqut Bi) bersamanya sewaktu dia disapa dan diajak berbicara kami selalu merasa merinding bahkan menangis sejadi-jadinya, entah apa yang akan terjadi? Dan kami sangat terharu karena sangat heran dengan keluarga kami ternyata salah seorang di antara kami menjadi pilihan Allah, dan demi Allah Yang Agung tiada dusta padanya.

Setiap kali Abdul Aziz menyampaikan prihal dirinya pada hari-hari pertama dia mengabarkannya dia selalu bersumpah dengan sumpah yang besar, dan saya sangat terkejut ketika mendengarnya bersumpah karena seumur hidup saya, bahkan dalam catatan sejarah anak manusia sekali pun saya yakin belum ada satu pun yang mengangkat sumpah seberat sumpahnya.

Sebelum saya sampai benar-benar meyakininya saya mengambil kesimpulan untuk mencari catatan yang ada kaitannya dengan al-Mahdi (cucu Ibrahim/Abdul Aziz) dan al-Mahdi (Cucu Muhammad/Nashir Muhammad) ada banyak pernyataan hadits yang sejalan dengan yang pernah dikabarkannya kepada kami mengenai sebuah akhir, mengenai al-Mahdi (Nashir Muhammad) serta mengenai dirinya sendiri (al-Mahdi Abdul Aziz), dan ternyata tidak ada yang bertentangan maka saya pun percaya kepadanya sepenuh hati………
______ ______
Penting untuk diketahui oleh kita semua apalagi kita adalah Putera-putera Nusantara khususnya mengenai Seorang Pemuda Nusantara yang menjadi pilihan Allah sebagai Pemimpin di bumi…
Apa yang saya kisahkan mengenainya tentang kelebihan-kelebihannya dan keanehan-keanehan yang terjadi padanya sewaktu dia diajak berbicara dengan Allah hanya separuh dari sekian banyak yang pernah terjadi padanya, karena jika saya sebutkan seluruhnya saya yakin saudara akan sangat terkejut dan terheran-heran.

Jauh lebih dahsyat dari ini yang akan diberikan kepadanya terdapat keterangannya dari al-Mahdi Nashir Muhammad al-Yamani tentang Hamba yang Majhul karena dia (Abdul Aziz) juga disebut Hamba yang Majhul (Tersembunyi). Di sana anda akan temui sambungan kisah ini dan di sana pula anda akan tahu apa yang akan diberikan kepadanya oleh Allah Subhanahu Wata’ala.

Pentiiiiiiing:
Yang memperkenalkan Abdul Aziz Muhammad sebagai al-Mahdi (Cucu Ibrahim) adalah Allah sendiri, sementara yang memperkenalkan Nashir Muhammad al-Yamani sebagai al-Mahdi (Cucu Muhammad) adalah Nabi Muhammad Shallallohu ‘Alaihi Wasallam sendiri, dan Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah Guru mereka.
__________ ___________
Saya mohon tolong perbanyak kiriman saya dengan salinan kertas dan bagikan ke semua yang saudara kenal.

Saya menulis kisah ini tidak sendirian, saya didampingi oleh orang yang saya kisahkan yaitu Pemuda Pemegang Panji Hitam (H. Abdul Aziz).
Dan aku (Faidul Wizari) bersumpah: Demi Allah Yang Agung apa yang aku tuliskan adalah benar-benar nyata.

Jika catatan kisah yang saya tuliskan ini belum cukup untuk meyakinkan saudara, Abdul Aziz menyarankan: jika saudara punya hubungan dengan orang yang tinggal di Mekah tanyakan kepada mereka jika sewaktu Abdul Aziz di sana mereka juga di sana dan kepada Polisi yang bertugas di Masjidil Haram apakah benar Abdul Aziz pernah menyampaikan berita tentang Tsunami sebelum terjadinya, masuknya masa Tanda-tanda Besar dan tentang dirinya sebagai al-Mahdi.
_______ _________
Sekarang telah sangat nyata dan saya dengan sangat terbuka mengisahkan tentangnya maka apakah lagi yang kita tunggu???????????????
First


EmoticonEmoticon